USK Gelar Pelatihan Dasar Operasional Crab Bank di Kuala Cangkoi



SABANGINFO.COM, Banda Aceh — Universitas Syiah Kuala (USK) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) bersama Pusat Riset Ilmu Sosial dan Budaya (PRISB) melaksanakan Pelatihan Dasar Operasional Crab Bank: Dari Penampungan Indukan Hingga Pelepasan Zoea ke Alam di Kantor Panglima Laot Lhok Kuala Cangkoi, Ulee Lheue, Banda Aceh. Rabu ( 29/10/2025).

Kegiatan yang berlangsung pada Rabu, 29 Oktober 2025 ini menghadirkan Muhammad Nawawi, ST, M.Sc sebagai narasumber utama. Ia memberikan materi lengkap mulai dari pengenalan alat, teknik pengoperasian, hingga tahapan pelepasan zoea kepiting ke laut sebagai bagian dari sistem pengelolaan Crab Bank yang berkelanjutan.

Ketua tim pengabdi, Deni Yanuar, S.IP., M.I.Kom, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bentuk nyata kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat pesisir dalam menjaga keberlanjutan sumber daya laut.

“Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada pelatihan teknis, tetapi juga pada upaya membangun kesadaran dan kemandirian masyarakat dalam menjaga ekosistem perairan. Melalui program Crab Bank, kami ingin menegaskan bahwa ilmu pengetahuan dan riset sosial dapat langsung memberi dampak pada keberlanjutan ekonomi dan lingkungan masyarakat nelayan,” ujarnya.

Deni menambahkan, ke depan tim pengabdian akan terus melakukan pendampingan terhadap operator Crab Bank agar sistem penampungan, pembesaran, dan pelepasan zoea kepiting dapat berjalan lebih efisien dan berkelanjutan.

Pelatihan ini diikuti oleh tim operator Crab Bank Panglima Laot Kuala Cangkoi serta para pelaku nelayan lokal yang menjadi mitra dalam pengembangan program pemberdayaan masyarakat pesisir. Kegiatan ini merupakan luaran dari program Pengabdian Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat (DPPM) 2025, yang didukung oleh Kemendikrisaintek

Sementara itu, Panglima Laot Kuala Cangkoi, Syafaat, menyampaikan apresiasi atas dukungan USK melalui program DPPM 2025 ini.

“Kami sangat berterima kasih atas ilmu dan pendampingan dari tim USK. Dengan adanya pelatihan ini, para nelayan bisa lebih memahami cara menjaga indukan kepiting dan melepas zoea ke laut dengan benar. Ini bukan hanya soal konservasi, tapi juga masa depan penghidupan masyarakat pesisir,” ungkapnya.

Syafaat juga berharap program seperti ini dapat terus berlanjut di tahun-tahun mendatang agar nelayan di kawasan Kuala Cangkoi dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan.

Melalui kegiatan ini, diharapkan tercipta model pemberdayaan berbasis lingkungan yang tidak hanya menjaga kelestarian ekosistem laut, tetapi juga memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat nelayan di kawasan Kuala Cangkoi.[]