Gandeng GEN-A, Finalis Duta Genre dilatih Edukasi Bahaya NAPZA dan Kesehatan Reproduksi



SABANGINFO.COM, BANDA ACEH - Forum Generasi Berencana (GenRe) Provinsi Aceh menggelar kegiatan edukasi bertema “Kenali Diri, Kendalikan Pilihan: Remaja Cerdas Soal NAPZA dan Kesehatan Reproduksi” pada Selasa (28/10/2025) di Aula BKKBN Provinsi Aceh.


Kegiatan ini diikuti oleh 20 finalis Duta GenRe Aceh 2025 sebagai bagian dari rangkaian pembekalan menjelang malam puncak pemilihan. Melalui sesi interaktif ini, peserta diajak memahami isu penyalahgunaan NAPZA dan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi secara bertanggung jawab.


Edukasi ini difasilitasi oleh dua narasumber muda inspiratif, dr. Shabrina Masturah dan dr. Imam Maulana, keduanya merupakan edukator kesehatan dari Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A) sekaligus Duta Pemuda Indonesia 2025 Provinsi Aceh.


*Remaja Cerdas, Kenali Diri dan Kendalikan Pilihan*


Dalam sesinya, dr. Shabrina Masturah  yang juga Human Rights Education Facilitator SCORP CIMSA menekankan bahwa isu NAPZA dan kesehatan reproduksi bukan hanya soal pengetahuan medis, melainkan juga tentang kemampuan remaja mengenali diri dan mengendalikan pilihan hidup.


“Remaja perlu mengenali dirinya, pikirannya, perasaannya, dan nilai yang diyakininya. Dari sanalah lahir kendali diri dan keputusan yang sehat. Edukasi ini bukan untuk menakuti, tapi untuk memberdayakan,” ujar Shabrina.


Pada sesi Kesehatan Reproduksi Remaja, Shabrina memaparkan bahwa sejak 2004 hingga Agustus 2025, terdapat 2.015 kasus HIV/AIDS di Aceh, terdiri dari 1.953 kasus HIV dan 62 kasus AIDS. Bahkan, hanya dari Januari hingga Agustus 2025 saja sudah tercatat 233 kasus baru, yang berarti hampir setiap 24 jam muncul satu kasus baru di Aceh.


Mayoritas kasus terjadi pada kelompok usia produktif, termasuk remaja. Kondisi ini menegaskan pentingnya edukasi dini tentang perilaku berisiko dan pencegahan infeksi menular seksual.


Melalui pendekatan interaktif, Shabrina mengajak peserta untuk memahami pentingnya menjaga kebersihan organ reproduksi, mengenali tanda bahaya infeksi, serta membangun hubungan yang sehat dan saling menghargai. Ia juga menekankan nilai consent, komunikasi terbuka, serta pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.


“Kesehatan reproduksi bukan hal tabu untuk dibicarakan. Justru lewat pengetahuan dan sikap terbuka, remaja bisa menjaga dirinya dan menghargai orang lain,” tambahnya.


*Bahaya NAPZA dan Peran Remaja dalam Pencegahan*


Sementara itu, dr. Imam Maulana. IFMSA-Certified Trainer sekaligus penggagas Taman Edukasi Kesehatan Remaja (TaKasi-SeRa), membahas tentang bahaya penyalahgunaan NAPZA seperti narkoba, lem, dan zat adiktif lainnya yang kian marak di kalangan remaja.


Ia memaparkan bahwa hasil riset pada Februari 2024 menunjukkan 50% siswa di Banda Aceh pernah merokok, menggambarkan tingginya paparan zat adiktif di usia sekolah.


“Jika perilaku merokok dibiarkan, maka risiko berlanjut ke penggunaan zat lain seperti alkohol atau narkoba akan meningkat,” jelas Imam.


Imam menekankan bahwa penggunaan NAPZA sering berawal dari rasa ingin tahu, tekanan sosial, dan kebutuhan untuk diterima. Karena itu, pencegahan tidak cukup hanya dengan penegakan hukum, tetapi juga melalui edukasi empatik, dukungan sebaya, dan ruang aman bagi remaja untuk bercerita.


“NAPZA bukan cuma soal zat berbahaya, tapi tentang kehilangan arah dan kendali diri. Saat remaja merasa didengar dan diterima, mereka akan lebih kuat untuk menolak tekanan negatif,” tegas Imam.


Ia juga menyoroti peran penting Duta GenRe sebagai agen perubahan yang mampu menjadi role model bagi teman sebaya menyebarkan pesan hidup sehat, berani berkata tidak pada NAPZA, serta membangun lingkungan yang positif dan suportif.


*Remaja Sehat, Tangguh, dan Berdaya*

Sesi edukasi ini dikemas dalam bentuk diskusi dua arah, latihan komunikasi sebaya, dan simulasi pengambilan keputusan sehat. Para finalis Duta GenRe belajar mengenali efek NAPZA terhadap otak dan perilaku, serta memahami pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dengan cara yang bertanggung jawab.


Kedua narasumber menegaskan pentingnya pendekatan berbasis empati dan nilai kemanusiaan, agar remaja tidak hanya tahu apa yang benar, tetapi juga memiliki kesadaran diri untuk memilih yang baik.


“Kami percaya, edukasi seperti ini tidak berhenti di aula, tapi berlanjut menjadi aksi nyata di komunitas,” ujar Imam.


“Karena Duta GenRe bukan hanya simbol, tetapi agen perubahan yang membawa nilai sehat, sadar, dan tangguh,” tambah Shabrina.


*Wujud Dukungan terhadap Indeks Pembangunan Pemuda Aceh*


Kegiatan ini menjadi bagian dari dukungan Forum GenRe BKKBN Aceh, Imam dan Shabrina sebagai Duta Pemuda Indonesia 2025 Provinsi Aceh terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP), khususnya pada domain kesehatan dan kesejahteraan remaja.


Melalui kolaborasi dengan GEN-A, diharapkan finalis Duta GenRe Aceh 2025 mampu menjadi pelopor edukasi yang menginspirasi, menjangkau lebih banyak remaja Aceh untuk hidup sehat, berpikir kritis, dan mengambil keputusan dengan kesadaran penuh.[]