Hadirkan Dua Pemateri Inspiratif, GEN -A Edukasi Pemuda Tentang Literasi Digital dan Antihoaks



SABANGINFO.COM, BANDA ACEH - Puluhan pemuda dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti Webinar Literasi Digital dan Antihoaks yang diselenggarakan oleh Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A), Minggu (26/10/2025). Kegiatan yang mengangkat tema “Bijak di Dunia Maya, Bermakna di Dunia Nyata: Membangun Literasi Digital dan Etika Bermedia Sosial”ini menghadirkan dua pemateri inspiratif yang ahli di bidang literasi dan komunikasi digital.


Kegiatan yang digelar secara virtual ini diikuti lebih dari 30 peserta. Suasana webinar berlangsung aktif dan interaktif sejak awal hingga akhir, menunjukkan antusiasme peserta terhadap isu literasi digital dan pencegahan hoaks yang kian penting di era keterbukaan informasi.


Ulfa Mudhia selaku Koordinator G-FORCE GEN-A dalam sambutannya menjelaskan alasan pemilihan tema ini.

“Kita hidup di dunia digital yang sangat mudah mengakses segala informasi. Saat ini pengguna media sosial berasal dari berbagai kalangan, dan penyebaran berita hoaks semakin meningkat hingga menimbulkan keresahan di masyarakat. Karena itu, literasi digital menjadi kebutuhan penting bagi generasi muda,” ujar Ulfa.


Sementara itu, Maghfirah Taufiqa selaku Ketua Panitia berharap kegiatan ini mampu menumbuhkan kesadaran digital yang lebih baik di kalangan pemuda.

“Semoga dengan adanya webinar ini, peserta dapat menambah wawasan, membangun kesadaran, dan menjadi agen perubahan untuk menciptakan dunia digital yang sehat, aman, dan beretika,” tuturnya.


*Dua Pemateri, Dua Sudut Pandang Inspiratif*

Pemateri pertama, Ulfa Khairina, seorang akademisi sekaligus Sekretaris Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, membawakan materi berjudul “Membangun Literasi Digital di Era Informasi: Cerdas Menyaring Sebelum Sharing”.


Ia menjelaskan bahwa literasi digital bukan sekadar kemampuan menggunakan perangkat, tetapi juga memahami dan menciptakan informasi secara kritis dan etis melalui teknologi digital.


Dalam pemaparannya, Ulfa menyampaikan lima manfaat utama literasi digital: mempermudah aktivitas harian, mempercepat pekerjaan, mempermudah akses dan penyebaran informasi, melindungi identitas digital, serta membantu menyaring informasi yang benar agar terhindar dari hoaks.

“Kuncinya adalah saring sebelum sharing. Analisis sumber, verifikasi konten, cek keaslian gambar atau video, dan pikirkan dampaknya sebelum membagikan informasi,” jelasnya.


Pemateri kedua, Ihan Nurdin, seorang jurnalis dan editor yang aktif menulis sejak 2006, mengangkat topik “Etika dan Tanggung Jawab Pengguna Media Sosial”.

Ihan menekankan bahwa etika digital adalah kesadaran untuk berperilaku di dunia maya sesuai norma sosial, hukum, dan nilai moral.

“Gunakanlah media sosial sebijak mungkin dan terapkan etika yang baik. Orang yang cakap bermedia sosial secara psikologis lebih stabil dan tidak mudah terdistraksi,” tegas Ihan.


*Antusiasme Peserta dan Harapan ke Depan*

Salah satu peserta, Rahma Nur Azizah, mengungkapkan rasa syukurnya bisa mengikuti kegiatan ini.

“Saya sangat senang dapat ikut webinar ini. Saya belajar bagaimana peran literasi digital dan pentingnya etika di media sosial. Di tengah perkembangan teknologi yang pesat, adab dan etika tetap nomor satu,” ujarnya.

Ia juga berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan oleh GEN-A.

“Semoga ke depan GEN-A bisa terus menghadirkan kegiatan-kegiatan edukatif yang bermanfaat bagi masyarakat,” tambah Rahma.


Direktur Eksekutif Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A), dr. Imam Maulana, turut memberikan apresiasi terhadap keberhasilan kegiatan ini.

“Kegiatan ini menjadi bukti bahwa literasi digital bukan sekadar kemampuan teknis, tetapi juga tentang membangun karakter dan tanggung jawab sosial di ruang digital. GEN-A akan terus hadir menjadi ruang belajar lintas generasi untuk menyiapkan pemuda yang kritis, beretika, dan berdaya di era digital,” ujar Imam.


Ia menambahkan bahwa kolaborasi lintas profesi, lintas komunitas, dan lintas daerah akan terus menjadi kekuatan utama GEN-A dalam membangun ekosistem pendidikan nonformal yang adaptif terhadap perubahan zaman.


*Tentang GEN-A dan G-FORCE*

Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A) merupakan lembaga kepemudaan yang berfokus pada pengembangan kapasitas generasi muda Aceh melalui pengabdian masyarakat, pendidikan, pelatihan, dan inovasi sosial. Dengan visi “Katalisator Generasi Unggul Aceh”, GEN-A telah menjadi wadah kolaborasi lintas profesi dan lintas generasi dalam membangun sumber daya manusia unggul di Aceh.


Salah satu sub-unitnya, G-FORCE (Generation of Fundamental Capacity Educator), fokus pada pelatihan soft skills berbasis kurikulum terintegrasi dengan standar nasional dan internasional.[]