SABANGINFO.COM. BANDA ACEH - Tim KOMMa dari GEN-A yang merupakan bagian dari program Youth for Health (Y4H) Impact yang diselenggarakan oleh UNICEF melalui Yayasan Sehat Hebat Data Aceh Indonesia (SEHAI), mengadakan workshop edukatif dengan tema “Pengembangan Kartu dan Penguatan Komunikasi Keluarga tanpa Gawai” pada Sabtu, 18 Oktober 2025 di Aula BKKBN Provinsi Aceh.
Workshop ini menghadirkan dan memperkenalkan inovasi berupa KOMMa (Kartu Obrolan Meja Makan) yang bertujuan sebagai alat bantu komunikasi antar angggota keluarga sekaligus mengedukasi betapa pentingnya komunikasi di dalam keluarga.
Inovasi ini merupakan dukungan nyata terhadap program BKKBN “Kembali ke Meja Makan”, yaitu gerakan yang mengajak keluarga untuk makan bersama guna mempererat ikatan, meningkatkan komunikasi, dan memastikan gizi seimbang.
Tim KOMMa sendiri terdiri dari Najwa Mifthahul Jannah sebagai pembimbing, Azzam Ahmad Muharrar sebagai Ketua, Fadhil Tri Firzatullah sebagai anggota, Muhammad Arkan Ramadhan sebagai anggota, dan Hasna Nadia sebagai anggota, serta hadirnya Muhammad Fridaus Ariansyah sebagai Fasilitator untuk tim KOMMa.
16 keluarga mengikuti workshop ini sebagai peseta, yang terdiri atas remaja SMA dan orang tua mereka, dengan tujuan memperkuat komunikasi dan hubungan kekeluargaaan. Melalui edukasi interaktif dan menasik, para peserta diajak untuk menyelami kembali makna kebersamaan, berbagi cerita, dan saling mendengarkan dalam sebuah keluarga.
Kegiatan ini dimulai dengan sesi pembukaan oleh Azzam Muharrar sebagai ketua tim, dalam pembukaanya ia menyampaikan bahwa kartu ini akan membantu anggota keluarga dalam memulai topik pembicaraan.
"Komunikasi dalam keluarga sangatlah penting, hadirnya KOMMa sebagai perantara dalam Komunikasi keluarga, juga untuk memulai topik, " ujarnya. Setelah itu dilanjutkan dengan pengenalan serta perjalanan pengembangan KOMMa.
Para peserta juga diajak untuk bermain kartu KOMMa bersama-sama yang dilanjutkan dengan kegiatan FGD (Focus Group Discussion) mengenai inovasi pengembangan KOMMa serta mempresentasikannya, lalu diikuti dengan edukasi interaktif oleh Muhammad Firdaus Ariansyah, dan ditutup dengan refleksi unduk seluruh peseta.
Sebelum mencapai tahap workshop ini, tim KOMMa telah menempuh beberapa proses pengembangan:
- Uji coba internal, untuk memastikan mekanisme permainan berjalan efektif.
- Focus Group Discussion (FGD), untuk menyerap masukan dari fasilitator, remaja, dan orang tua.
- Tahap development 2, berupa revisi isi dan tampilan visual kartu agar lebih menarik dan relevan.
- Uji coba eksternal, yang melibatkan 16 keluarga bermain KOMMa di rumah masing-masing selama lima hari.
Dari hasil bermain selama 5 hari, respons peserta cenderung positif. Salah satu peserta mengaku makan malam menjadi momen yang ditunggu karena adanya kartu KOMMa ini.
“Makan malam jadi momen yang aku tunggu karena kami saling cerita, bukan cuma main HP,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu orang tua menyampaikan bahwa ia semakin mengenal anaknya dngan lebih baik.
“KOMMa bikin saya sadar bahwa anak saya sebenarnya punya banyak cerita,hanya perlu ruang untuk didengar,” ujarnya.
Kegiatan ini juga menjadi wujud kepedulian terhadap kesehatan mental anak-anak dan remaja melalui KOMMa. Melalui program ini, keluarga diharapkan dapat lebih memperhatikan kondisi mental dan emosional satu sama lain. Selain itu, kegiatan ini juga berperan sebagai media untuk membangun kelekatan emosional serta menyediakan topik yang dapat mempererat komunikasi di lingkungan keluarga.
Tim KOMMa akan melanjutkan analisis serta merevisi kartu-kartu mereka setelah mendapatkan beberapa saran dari peseta yang sudah memainkannya selama 5 hari, dan menyiapkan peluncuran produk agar dapat dirasakan oleh masyarakat luas.[]