SABANGINFO.COM, BANDA ACEH - Sebanyak 20 anak dari Panti Asuhan Islam Yayasan Media Kasih mendapat kesempatan mendengarkan langsung kisah perjuangan hidup dari Ahmed Abu Rukbah, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (FK USK) asal Gaza, Palestina.Minggu ( 22/6/2025).
Dalam kegiatan bertajuk “Harapan dari Gaza, Ahmed membagikan pengalaman hidupnya yang penuh tantangan akibat konflik perang, namun sarat makna dan harapan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Tur Edukasi GEN-A 1.0 yang diselenggarakan oleh Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A) sebagai upaya edukasi inspiratif kepada anak-anak dan remaja Aceh.
Dalam kisahnya, Ahmed bercerita bahwa ia lahir dan besar di Gaza. Sejak kecil, cita-citanya adalah menjadi dokter agar bisa menolong sesama. Ia mulai kuliah kedokteran di Universitas Al-Azhar, Palestina, pada tahun 2021. Namun, impian itu harus tertunda akibat perang besar yang melanda Gaza pada tahun 2023. “Banyak rumah, sekolah, dan rumah sakit hancur. Kampus saya pun dibom, dan saya kehilangan kakak saya,” ucap Ahmed sambil menunjukkan foto kondisi kampusnya yang hancur dan tenda tempat keluarganya kini tinggal.
Meski mengalami kehilangan besar dan harus hidup dalam keterbatasan, Ahmed memilih untuk tidak menyerah. Ia menjadi relawan medis di Gaza dan akhirnya bertemu dengan tim medis dari Indonesia. “Mereka memberi saya harapan baru. Saya diberi kesempatan untuk keluar dari Gaza dan menerima beasiswa kuliah kedokteran di Indonesia,” katanya penuh semangat.
Kini, setelah tiga bulan berada di Aceh, Ahmed mulai menjalani kuliah di FK USK. Dalam pesan singkatnya kepada para peserta, ia menyampaikan, “Kalian semua hebat! Teruslah belajar, bermimpi, dan berbuat baik. Semoga suatu hari kita bisa belajar bersama.”
Kisah Ahmed mengundang decak kagum dari para peserta dan pengurus panti. “Nak Ahmed, Bunda kagum sekali dengan kekuatanmu. Menghadapi kehilangan keluarga dan tetap bertahan untuk belajar itu luar biasa,” ujar Bunda Ida, pengurus panti.
Dengan tenang, Ahmed menjawab bahwa meninggalkan keluarga memang berat. Namun ia memilih fokus pada masa depan. "Saya ingin segera menyelesaikan pendidikan, lanjut spesialis, dan bisa kembali membantu keluarga dan saudara saya. Mohon doanya agar keluarga saya bisa selamat dan keluar dari Gaza,” tuturnya.
Salah satu peserta, Ramadhan (14), juga menunjukkan kekagumannya. “Keren banget bang Ahmed, baru tiga bulan di sini tapi udah bisa bahasa Indonesia, walau kadang campur-campur. Tapi tetap keren!” katanya sambil tersenyum.
Pengurus panti menyampaikan apresiasi mendalam atas kisah inspiratif yang dibagikan Ahmed. “Semoga silaturahmi ini terus terjalin. Kisah ini membuka mata kita tentang perjuangan saudara-saudara kita di Gaza dan pentingnya menjaga semangat hidup,” kata Bunda Ida.
Di akhir sesi, Ahmed menutup dengan pesan:
“Semua orang pernah mengalami masa sulit. Tapi kita harus tetap kuat. Saya percaya, anak-anak Aceh juga bisa menjadi harapan, sama seperti saya yang ingin menjadi harapan untuk Gaza.”
Wakil Dekan III FK USK, Dr. Rina Suryani Oktari, S.Kep., M.Si, turut mengapresiasi keterlibatan Ahmed dalam kegiatan sosial ini.
“Kehadiran Ahmed di FK USK bukan hanya sebagai mahasiswa internasional, tetapi juga sebagai inspirasi. Kami bangga Ahmed bisa membawa semangat kemanusiaan dan ketangguhan kepada anak-anak Aceh. Semoga ini menjadi awal kolaborasi lintas budaya dan nilai kemanusiaan yang terus hidup,” ucapnya.
Direktur Eksekutif GEN-A, dr. Imam Maulana, yang juga bertindak sebagai penerjemah, menambahkan, “Kisah Ahmed menjadi bukti bahwa pendidikan adalah cahaya yang tak bisa padam, bahkan di tengah reruntuhan perang. GEN-A akan terus menghadirkan ruang edukasi yang menghubungkan semangat anak-anak Aceh dengan kisah-kisah dunia yang penuh inspirasi,” ujarnya.,