SABANGINFO.COM, Banda Aceh - Berziarah Ke Makam Era Kesultanan Aceh Darussalam Zaman Sultan Sayyidil Al Mukammil (1589-1604 M) di Gampong Siron Aceh Besar, Ahad ( 03/08/2025).
Di kawasan Siron Aceh Besar terdapat makam era kesultanan Aceh Darussalam. Tim Grup SILA (Sejarah Indatu Lamuria Aceh) bergerak dari Banda Aceh menuju arah Lambaro Aceh Besar. Menyusuri sepanjang tepian sungai yang pada masa dahulu era kerajaan Aceh adalah kawasan subur dan indah. Tim akhirnya sampai di Lambaro dan kemudian berbelok menuju arah Blang Bintang melewati Jembatan dan akhirnya sampai di Gampong Siron. Kemudian terus berjalan Disamping SD Pertiwi ada lorong menuju lokasi Kompleks Makam. Kami menyusuri jalanan sampai ke kawasan Makam terletak di belakang bangunan.
Masyarakat sekitar mengenal kawasan ini sebagai Teungku Di Jeurat Manyang (Makam Tinggi). Pada zaman dahulu era kesultanan pemakaman biasanya dikawasan Tanah tinggi. disebabkan kawasan Bandar Aceh dan Aceh Besar sering Banjir dan juga Nisan berinkripsi Ayat Qur'an dan bahasa Arab diletakkan ditanah tinggi.
Menurut Informasi dikawasan ini ada 3 tokoh makam yang terkubur namun sayang ada beberapa Inkripsi rusak dan ada beberapa nisan telah hancur.
"Dari Informasi pembacaan nisan ditemukan makam Nisan Tun Halimah bin Meurah. yang lanjutan dari nama Meurah terputus Nisan Tun Halimah menggunakan nisan bersayap nisan khas wanita era kesultanan Aceh. Beliau diperkenalkan dengan cara mengagumkan bahwa beliau tokoh besar Kesultanan Aceh Darussalam. Haza Sahibut Nisan Al Musammiyah (Inilah Tuan Pemilik Nisan Yang terkenal Bernama) Tun Halimah Bin Meurah" keterangan ketua SILA Muammar Al Farisi
Di sisi Nisan satu lagi juga ada Inkripsi ayat Al Qur'an Surat Al Hasyr ayat 22-23 :"Artinya: Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan".
Mengenai gelar Tun Sudah dikenal sejak zaman samudra pasai dan tersebut dalam hikayat Raja Pasee. dalam kisah Raja Ahmad Permudal (1330- 1350 M) memiliki Putra Bernama Tun Berahim Bapa. tapi mengenai masalah Tun dan kisah gelar segala bangsawan kita bahas kali yang lain karena terlalu panjang.
Kemudian dinisan satu lagi adalah Nisan seorang wanita juga yang menurut Informasi bernama Siyak atau Si Nyak karena kalau kita melihat nisan bersayap khas Wanita kemudian ada Inkripsi Binti Tun Mahmud. kalau kita melihat kemungkinan Inilah Makam Si Nyak Binti Tun Mahmud namun perlu penelitian lebih lanjut.
Satu lagi nisan tokoh pria yang paling menakjubkan ditulis menggunakan tulisan bahasa Arab Melayu Jawi. Berbunyi :" Nisan Ini Anak Maulana Yang Syahid Abdullah Al Mu'sir Bulan Zulhijjah 1009 Tahun (Juni 1601 M)". Al Mu'sir bisa berarti memudahkan artinya Abdullah Al Mu'sir adalah Seorang Tokoh yang memudahkan kehidupan Rakyat Aceh dan membantu segala rakyat Aceh dengan kebaikan hati kedermawanannya. ada juga yang mengatakan Al Mu'sir adalah berpengaruh artinya tokoh yang dimakamkan adalah Tokoh yang sangat berpengaruh pada zamannya.
Pada Zaman Sultan Sayyidil Al Mukammil (1589-1604 M) Adalah salah satu zaman keemasan Kesultanan Aceh Darussalam juga zaman keemasan bahasa Melayu Jawi. Banyak Ulama besar seperti Hamzah Al Fansuri, Syeikh Syamsudin As Sumatrani mengarang dalam kitab bahasa Melayu. Yang paling terkenal adalah kitab Bukhari Al Jauhari yang mengarang kitab Tajussalatin artinya mahkota segala Raja-raja. Ada beberapa makam era Kesultanan Sayyidil Al Mukammil menggunakan bahasa arab Melayu Jawi artinya Sultan Saat memajukan Aceh juga bahasa Tradisional Aceh dan Melayu sebagai bagian indentitas dan visi keacehan yang unik dan tradisional.
"kisah agung para tokoh kesultanan Aceh Darussalam sampai akhir hayat berjuang untuk Islam dan kesultanan Aceh Darussalam. perlu penelitian lebih lanjut tentang sejarah Aceh yang makin lama makin banyak temuan mengagumkan sebagai bagian pembelajaran sejarah dan penghargaan terhadap masa lalu" Tutup Muammar Al Farisi.()