Dari Alumni untuk Negeri, Layanan Kesehatan Gratis Jangkau Ratusan Warga Rentan di Aceh

 



SABANGINFO.COM, Banda Aceh - Di tengah hiruk-pikuk tantangan kesehatan masyarakat, sekelompok alumni muda yang tergabung dalam Ikatan Alumni Fatih (IKALFA) membuktikan bahwa kepedulian bisa menjadi aksi nyata. Banda Aceh, Minggu (13/07/2025).



Melalui program Healthcare Initiative Project (HIP) 2.0, Ikatan Alumni Fatih (IKALFA) kembali hadir menjangkau ratusan warga dari kalangan rentan di Banda Aceh dan Aceh Besar.


Mengusung tema “Deteksi Dini, Sehat Hingga Nanti”, HIP 2.0 bukan sekadar bakti sosial biasa. Kegiatan ini dirancang secara holistik untuk memberikan layanan kesehatan promotif dan preventif bagi ibu hamil dhuafa, anak yatim/piatu, pemuda, serta lansia. Bertempat di sekolah asal para relawan, Teuku Nyak Arief Fatih Bilingual School, HIP 2.0 menjadi ruang kolaborasi multipihak lintas generasi dan profesi.


Pemeriksaan Gratis dan Temuan Penting

Sejak pagi, puluhan ibu hamil dari keluarga kurang mampu mulai berdatangan. Mereka disambut hangat oleh relawan dan tim medis dari Asosiasi Ibu Menyusui (AIMI) Daerah Aceh dan Program Studi Obstetri dan Ginekologi FK USK. Sebanyak 19 ibu hamil mendapatkan pemeriksaan USG dan konsultasi medis. Dari hasil pemeriksaan, terdeteksi beberapa kondisi yang memerlukan perhatian lebih, seperti air ketuban sedikit, gangguan pertumbuhan janin, hingga kasus infertilitas primer. Seluruh temuan tersebut langsung diarahkan untuk tindak lanjut ke fasilitas kesehatan terdekat.


Tak hanya ibu hamil, 88 lansia juga mendapatkan pemeriksaan lengkap—mulai dari tekanan darah, kadar gula, kolesterol, hingga rekam jantung dengan EKG dan echocardiography yang dibantu oleh tim dari PAPDI Aceh dan PADDY Medical Relief.


Sementara itu, anak-anak yatim dan dhuafa tidak luput dari perhatian. Sebanyak 87 anak mendapatkan edukasi Kesehatan gigi mulut oleh drg. Muhammad Taruna (Anggota IKALFA) serta menjalani skrining kesehatan gigi dan mulut yang dilaksanakan oleh tim dari Fakultas Kedokteran Gigi USK dan Forum Komunikasi Dokter Gigi Muda RSGM. Hasilnya, cukup banyak ditemukan karies gigi akibat kebiasaan menyikat gigi yang kurang tepat dan terbatasnya akses ke dokter gigi.


Layanan kesehatan mental juga menjadi bagian penting dari HIP 2.0. 15 peserta mendapatkan edukasi dan sesi konseling dengan psikolog dari FK USK, dengan beberapa kasus diarahkan untuk pendampingan lanjutan.


Salah satu peserta, Raisya Luthfia (21 tahun), membagikan pengalamannya mengikuti konseling kesehatan mental di kegiatan HIP 2.0. “Awalnya saya ragu, tapi setelah berbicara dengan psikolog, saya merasa sangat lega. Saya jadi tahu bahwa perasaan cemas dan stres itu wajar, dan ada cara untuk mengelolanya. Saya jadi lebih berani untuk minta bantuan, dan rasanya seperti beban di pundak saya mulai terangkat,” tuturnya. Menurut Raisya, kehadiran layanan seperti ini sangat dibutuhkan, apalagi bagi mereka yang belum pernah punya akses ke layanan psikologis sebelumnya.


Tak ketinggalan, HIP 2.0 juga membuka layanan donor darah bekerja sama dengan PMI Banda Aceh. Hasilnya, 55 kantong darah berhasil dikumpulkan, menambah stok darah yang sangat dibutuhkan untuk kebutuhan darurat di rumah sakit-rumah sakit sekitar.




Kolaborasi yang Menghidupkan Harapan

Keberhasilan HIP 2.0 tidak lepas dari kuatnya semangat gotong royong. Kolaborasi terjalin dengan berbagai institusi seperti FK USK, PMI Banda Aceh, AIMI Aceh, Universitas Abulyatama, hingga jaringan relawan kesehatan, civitas akademika, Lembaga swasta, dan tentunya lembaga pemerintah.


Bagi dr. Thyfa Annisa, ketua panitia HIP 2.0, semua kerja keras ini adalah bukti bahwa “kebaikan bisa tumbuh dari kolaborasi”.

“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh mitra kolaborator, tenaga medis, sponsor, serta masyarakat yang telah mendukung penuh terlaksananya HIP 2.0. Semoga langkah ini bisa terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak pihak di masa depan,” ungkapnya. “Saya juga berterima kasih kepada adik-adik kami yang masih SMA karena telah ikut serta berkontribusi menyukseskan acara ini” tambahnya.


Ketua IKALFA, Lena Hanida, S.Ars, menegaskan bahwa HIP bukanlah proyek musiman, tetapi bentuk pengabdian yang lahir dari semangat keilmuan dan spiritualitas para alumni.

“Kami ingin memperkuat nilai-nilai kepedulian dan keilmuan dalam bingkai spiritualitas. HIP adalah cermin dari itu semua,” ujarnya. “Senang rasanya alumni dapat berkumpul bersama , bukan untuk bercanda tawa tanpa makna, tetapi untuk mengabdi kepada masyarakat. Hari ini kita membuktikan bahwa ada cukup banyak orang yang peduli terhadap sesama dan juga membuktikan bagaimana generasi muda saat ini memiliki kapasitas dan kualitas sebagai penggerak dalam kepedulian sosial” tegas Lena.


HIP 2.0 membuktikan bahwa alumni sekolah bukan hanya sekadar kenangan masa lalu, tapi juga kekuatan masa kini. Berawal dari ruang kelas dan kenangan remaja, kini mereka kembali—bukan sebagai siswa, melainkan sebagai penggerak perubahan.


Dengan kombinasi ilmu, jejaring, dan semangat pengabdian, IKALFA memperlihatkan bahwa membangun kesehatan masyarakat tidak selalu harus dimulai dari institusi besar. Bisa dimulai dari mereka yang peduli, dari alumni yang kembali pulang membawa ilmu dan keinginan untuk berbagi.

HIP 2.0 adalah bukti bahwa Aceh tidak kekurangan harapan. Harapan itu tumbuh di tangan anak muda yang memilih kembali dan memberi.


Kegiatan ini juga mendapatkan apresiasi dari Gubernur Aceh yang diwakili oleh dr Abdul Fatah MPPM (Wakil Direktur Administrasi dan Umum), Walikota Banda Aceh yang diwakili oleh Lukman, SKM., M.Kes, (Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh), Ketua Yayasan Fatih Indonesia Bapak Surrahman Sirait.


Acara ini juga dihadiri oleh General Manager Fatih Bilingual School, General Manager Teuku Nyak Arief Fatih Bilingual School, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi USK, Wakil Dekan 3 Fakultas Kedokteran USK, Ketua AIMI Daerah Aceh, dan Perwakilan PMI Kota Banda Aceh, serta Camat Syiah Kuala. 


Ikatan Alumni Fatih (IKALFA) adalah organisasi yang dibentuk oleh para alumni Fatih Bilingual School dan Teuku Nyak Arief Fatih Bilingual School sebagai wadah untuk memberikan manfaat bagi masyarakat, sekaligus mempererat ikatan kekeluargaan.  Walaupun telah berdiri secara mandiri, namun tetap berkolaborasi dengan Yayasan Fatih Indonesia, layaknya anak yang tidak melupakan siapa orangtuanya.[]