Situs Karantina Haji Sabang: Wisata Religius dan Historis Identitas Islam Indonesia

 

Oleh: Faquwinta, Penulis adalah mahasiswi Prodi Hukum Ekonomi Syariah STIS Al-Aziziyah Sabang

Di ujung barat Indonesia, tepatnya di Pulau Weh, Kota Sabang, berdiri sebuah situs bersejarah yang menyimpan kisah panjang perjalanan spiritual umat Islam Nusantara: Karantina Haji Sabang. Tak hanya menjadi saksi bisu arus perjalanan haji masa lalu, tempat ini kini berkembang menjadi destinasi wisata religius dan historis yang memperkaya wawasan, menyentuh jiwa, dan memperkuat identitas kebangsaan.


Jejak Haji di Tanah Sabang

Pada masa kolonial Belanda, jemaah haji Indonesia yang pulang dari Tanah Suci melalui jalur laut diwajibkan singgah di Sabang untuk menjalani proses karantina. Tujuannya adalah memeriksa kesehatan mereka dan mencegah penyebaran penyakit menular seperti kolera dan pes yang marak saat itu. 

Proses ini merupakan bagian penting dari protokol internasional yang diberlakukan di jalur pelayaran global.
 

Namun lebih dari itu, Karantina Haji Sabang menjadi tempat pertemuan lintas budaya dan daerah. Di sinilah umat Islam dari berbagai penjuru Nusantara saling bertukar pengalaman spiritual, membentuk jejaring sosial keagamaan, bahkan merintis embrio pemikiran kebangsaan yang kelak menginspirasi perjuangan kemerdekaan.


Menelusuri Situs Karantina

 
Saat ini, pengunjung masih bisa menyaksikan sisa-sisa kompleks karantina, seperti:
Bangunan karantina utama, rumah petugas kesehatan, ruang pemeriksaan dan isolasi, dermaga tua yang menjadi titik awal masuknya para jemaah ke tanah air.


Beberapa bagian telah direstorasi agar tetap kokoh, namun tetap mempertahankan keaslian arsitekturnya. Penataan kawasan yang asri, informasi sejarah yang terpampang di berbagai titik, serta pemandangan laut yang memukau menjadikan kunjungan ke tempat ini tak sekadar wisata, tetapi ziarah sejarah dan spiritualitas.


Wisata Edukatif dan Reflektif

Karantina Haji Sabang cocok untuk semua kalangan pelajar, peneliti, hingga wisatawan umum yang ingin memperdalam wawasan sejarah dan keislaman. Tempat ini memberikan pemahaman nyata tentang bagaimana haji di masa lalu penuh perjuangan, sekaligus memperlihatkan kuatnya akar keagamaan masyarakat Indonesia.


Melalui wisata ini, generasi muda diajak untuk:


Menghargai perjuangan spiritual dan fisik jemaah haji zaman dahulu, menyadari pentingnya persatuan dan nasionalisme yang tumbuh dari nilai-nilai agama, mengenal lebih dalam sejarah lokal yang menjadi bagian dari identitas nasional, serta merawat warisan dan menumbuhkan identitas.


Karantina Haji Sabang adalah bagian dari warisan sejarah yang berharga. Keberadaannya menunjukkan bahwa Indonesia bukan hanya kaya akan alam, tetapi juga menyimpan memori kolektif yang membentuk karakter bangsa. Wisata ke situs ini menjadi cara kita untuk merawat ingatan sejarah dan menguatkan jati diri sebagai bangsa yang religius, tangguh, dan berbudaya.


Jika Anda berkunjung ke Aceh, sempatkanlah singgah ke Sabang dan telusuri jejak para jemaah haji Nusantara di Karantina Haji. Di sana, Anda tidak hanya menyaksikan bangunan tua, tetapi juga merasakan getaran nilai-nilai luhur yang membentuk Indonesia. Karantina Haji Sabang bukan sekadar tempat, ia adalah cerita panjang perjalanan spiritual, sejarah, dan kebangsaan yang hidup kembali dalam setiap langkah wisatawan yang datang.[]