Sinergi Lintas Sektor: Penguatan Kapasitas Penyuluh Agama dalam Edukasi Kesehatan Ibu dan Anak

 

 

SABANGINFO.COM, BANDA ACEH – Dalam upaya memperkuat peran penyuluh agama sebagai agen perubahan di Aceh, UNICEF bersama dengan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh telah melaksanakan penguatan kapasitas penyuluh agama dalam isu Kesehatan Ibu & Anak melalui pendekatan Komunikasi Antar Pribadi (KAP) bagi 180 penyuluh agama. Kamis (20/02/2025)

 

Kegiatan ini juga diwarnai dengan diskusi panel yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan guna menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mendukung kesehatan ibu dan anak di Aceh.



Sebagai garda terdepan dalam mendampingi masyarakat, penyuluh agama memegang peran kunci dalam menyebarkan pesan-pesan kesehatan berbasis agama. Dalam perjanjian kerja sama yang telah disepakati antara Dinas Kesehatan Aceh, Kanwil Kemenag Aceh, dan BKKBN Aceh pada tahun 2024, penyuluh agama diharapkan tidak hanya menyampaikan dakwah, tetapi juga mendampingi masyarakat, khususnya calon pengantin dengan informasi terkait kesehatan ibu dan anak.



“Penyuluh agama di Aceh memiliki posisi yang sangat strategis. Mereka adalah jembatan antara ajaran agama dan program-program kesehatan yang dijalankan oleh pemerintah,” ujar Dr. H. Mukhlis, M.Pd, Ketua Tim Bina KUA Kemenag Aceh, yang mewakili Kepala Kanwil Kemenag Aceh. “Melalui kolaborasi ini, kami berharap masyarakat semakin terbuka untuk menerima informasi kesehatan, terutama yang berkaitan dengan ibu dan anak.”



Pelatihan yang diselenggarakan oleh UNICEF dengan dukungan Kemenag Aceh ini bertujuan untuk memperkuat keterampilan penyuluh agama dalam menyampaikan informasi kesehatan dengan pendekatan berbasis nilai agama melalui metode Komunikasi Antar Pribadi. Hasil dari pelatihan ini telah menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan para penyuluh agama, yang kini lebih siap memberikan edukasi kepada calon pengantin dan masyarakat mengenai pentingnya ASI eksklusif, imunisasi, dan praktik hidup bersih dan sehat (PHBS).



"Kolaborasi antara UNICEF, Kemenag, BKKBN, dan Dinas Kesehatan ini adalah langkah besar dalam meningkatkan literasi kesehatan di Aceh. Kami berharap program ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan penyuluh agama, tetapi juga memberikan dampak langsung pada masyarakat di tingkat dasar," ujar Andi Yoga Tama, Kepala Perwakilan UNICEF Aceh.



UNICEF, yang turut mendukung penguatan kapasitas dalam pelatihan ini, juga berperan dalam penyediaan media Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) berupa Buku Saku bagi Penyuluh Agama yang berguna sebagai alat bantu dalam proses penyuluhan. Keberhasilan program ini juga terlihat dari langkah-langkah konkret yang diambil oleh KUA Samalanga di Bireuen, yang telah mengembangkan buku saku bagi calon pengantin sebagai bagian dari inisiatif daerah untuk memperkuat literasi kesehatan.



Diskusi panel yang digelar selama acara menegaskan komitmen bersama antara Dinas Kesehatan, Kemenag, BKKBN, dan UNICEF untuk terus mengembangkan dan memperluas program ini. Keberlanjutan dan perluasan skala program menjadi fokus utama, dengan harapan lebih banyak penyuluh agama di Aceh yang terlatih dan dapat menyampaikan pesan kesehatan secara efektif kepada masyarakat.



"Kami berharap upaya yang telah dimulai ini dapat terus berlanjut dan melibatkan lebih banyak penyuluh agama di Aceh, demi kesehatan dan kesejahteraan anak-anak kita,” ujar Dr. H. Mukhlis, M.Pd.



Dengan sinergi yang kuat antara sektor agama, kesehatan, dan keluarga berencana, serta dukungan dari UNICEF, program ini diharapkan dapat membawa dampak positif yang berkelanjutan dalam meningkatkan kesadaran kesehatan di seluruh Aceh, khususnya dalam aspek kesehatan ibu dan anak.[]